Polemik Proyek Stadion Swarna Bhumi Kian Menguat, Dewan Siapkan Sidak

Polemik Proyek Stadion Swarna Bhumi Kian Menguat, Dewan Siapkan Sidak

JAMBICORNER.COM, JAMBI – Polemik pembangunan Stadion Swarna Bhumi Jambi (SBJ) di Pijoan, Muaro Jambi, kian menguat setelah penggunaan anggaran senilai Rp250 miliar dari APBD Provinsi Jambi dinilai janggal. Sorotan tajam publik ini pun menarik perhatian DPRD Provinsi Jambi.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Samsul Riduan, menegaskan pihaknya banyak menerima laporan, baik dari media maupun massa aksi, terkait dugaan kejanggalan pada pembangunan stadion tersebut. Ia menyatakan keprihatinannya dan memastikan akan mengawal keresahan masyarakat.

“Komisi III DPRD Jambi harus segera turun. Kita minta dilakukan inspeksi mendadak untuk mengecek azas penggunaan Rp250 miliar itu, apakah sesuai dengan rencana awal dan RAB atau tidak,” tegas Samsul, Sabtu (7/9/2025).

Ia menambahkan, banyak masyarakat yang meminta penundaan sejumlah proyek diluar multiyears, akibat banyaknya dugaan kejanggalan-kejanggalan pada proyek multiyears termasuk proyek Stadion Swarna Bhumi. Aspirasi itu, kata Samsul, akan menjadi catatan penting baginya saat pembahasan anggaran kedepan.

“Kami, khususnya dari Fraksi PDIP, akan mencermati dan mengawal aduan masyarakat. InsyaAllah pekan depan segera kita turun,” ujarnya.

Aktivis Bandingkan dengan Proyek Stadion Sumbar

Polemik stadion ini juga disorot aktivis mahasiswa Jambi, Habib Hidayat Putra. Ia mengingatkan, proyek ini berpotensi bernasib sama dengan Stadion Utama Sumatera Barat yang terbengkalai. Pasalnya, perusahaan pelaksana proyek, PT Sinar Cerah Sempurna, juga tercatat sebagai kontraktor proyek stadion di Sumbar yang hingga kini mangkrak.

“Ini bukan praduga, tapi fakta. Perusahaan yang sama kini mengerjakan Stadion Swarna Bhumi. Publik berhak waspada,” ujar Habib, Kamis (4/9).

Ia mendesak Pemerintah Provinsi Jambi menjelaskan secara terbuka proses tender dan alasan menunjuk perusahaan dengan rekam jejak buruk. “Apakah ini kelalaian, atau ada unsur kesengajaan?” sindirnya.

Habib juga meminta lembaga seperti BPK, KPK, dan Kejaksaan mengawasi proyek ini sejak dini. “Kami tidak ingin Stadion Swarna Bhumi jadi monumen kegagalan,” katanya.

Sorotan CCTV Senilai Rp1 Miliar

Selain itu, item pengadaan CCTV stadion dengan nilai Rp1,09 miliar juga dipersoalkan. Data yang diperoleh media menyebutkan, biaya terbesar justru dihabiskan untuk perangkat seperti monitor, dome, bullet, microdome, dan PTZ senilai Rp557 juta.

Aktivis muda Jambi, Heru Kurniawan, menilai anggaran CCTV tersebut sangat janggal. Menurutnya, harga CCTV resolusi tinggi dengan fitur AI di pasaran hanya berkisar Rp700 ribu hingga Rp1,5 juta per unit.

“Kalau anggarannya Rp1 miliar, berapa banyak CCTV canggih yang dipasang? Apa ada bendanya? Dewan harus sidak ke lapangan,” tegas Heru.

Heru juga mengingatkan DPRD untuk serius mengevaluasi seluruh proyek multiyears yang sudah menguras APBD Jambi selama tiga tahun terakhir. “Kalau ada yang janggal, jangan ditutup-tutupi. Laporkan ke aparat penegak hukum. Itu bagian dari fungsi pengawasan dewan,” ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak media masih berupaya menghubungi Dinas PUPR Provinsi Jambi untuk mendapatkan konfirmasi. Namun, Kepala Dinas belum berhasil dihubungi.